Sabtu, 09 Januari 2010

Kanker Otak (Brain Cancer)


Kanker Otak (Brain Cancer)

DEFINISI

Otak adalah pusat kehidupan dan merupakan organ tubuh penting yang mengatur segala aktivitas / gerakan tubuh manusia. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang sekecil-kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak. Dalam satu detik, ada riburan hal yang terjadi dalam otak (baik yang terjadi secara sadar maupun tidak sadar).

Otak bisa multitasking karena semua aktivitas tersebut diatur oleh bagian otak yang berbeda (tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda). Secara umum, otak manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak (brain stem). Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, di mana masing-masing bagian kecil tersebut terbagi lagi, dan seterusnya. Ruang antar bagian terisi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sedangkan bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak.

Tiap bagian otak tersebut dapat terkena tumor/kanker. Walaupun tumor jinak, tapi karena tumbuhnya di otak, bisa menjadi sangat berbahaya. Tumor tersebut dapat mengganggu fungsi dan merusak struktur susunan saraf pusat, karena terletak di dalam rongga yang terbatas (rongga tengkorak). Seiring dengan berkembangnya tumor tersebut, jaringan otak akan semakin tertekan. Padahal volume rongga tengkorak sangat terbatas dan tidak mungkin bertambah besar. Inilah yang menjadikan sakit kepala / pusing sebagai gejala awal kanker otak.

Kanker otak (Brain Cancer) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis tumor yang mulai di otak dan saraf tulang belakang (susunan saraf pusat, atau CNS). Kanker di berbagai wilayah di CNS diperlakukan dengan cara yang berbeda. Kanker otak kebanyakan berasal dari kanker yang dimulai dari suatu tempat lain di tubuh dan metastase, atau tersebar, ke otak. Kanker otak adalah tumor yang dimulai di otak, dan dapat dimulai pada salah satu dari berbagai jenis sel-sel atau sel-sel di dalam otak atau saraf tulang belakang.

Pada kanker otak, terdapat sel-sel tubuh yang tumbuh secara tidak normal. Penyakit ini memang tidak menimpa banyak orang, tetapi dalam penyebarannya, kanker ini sangat menakutkan. Terdapat perbedaan antara kanker di otak dengan kanker di tempat lainnya. Pada kanker otak dibatasi dengan tulang kepala sehingga terdapat suatu masa yang akan menekan jaringan otak, baik itu darah atau kanker. Proses penekanan di otak inilah yang akan menyebabkan pasien menderita sakit kepala pada awalnya, dan juga mengalami muntah-muntah yang proyektil. Maksudnya pasien muntah meskipun tidak sedang makan.

PENYEBAB

Kanker otak banyak disebabkan oleh berbagai faktor. Pencetus kanker otak dibagi menjadi dua faktor yaitu dari dalam otak (intrinsik) dan faktor dari luar otak (ekstrinsik). Kanker ini memang tidak berdiri sendiri, kadang multifaktorial, yaitu banyak penyebabnya.

Ø Faktor dari dalam

Merupakan faktor yang datang dari dalam diri sendiri, yaitu :

  1. Genetik / keturunan. Apabila ada sanak saudara yang mempunyai riwayat menderita kanker otak, maka lebih beresiko untuk terkena kanker otak lebih besar daripada mereka yang keluarganya tidak ada penderita kanker otak.
  2. Riwayat trauma atau benturan : benturan di kepala walaupun cidera kepala ringan dapat menyebabkan trauma pada jaringan otak, sehingga bisa jadi penyebab tumbuhnya jaringan abnormal dalam otak (yang kemudian dapat berkembang menjadi kanker otak).

Ø Faktor dari luar

Merupakan faktor yang datang dari luar tubuh, pada umumnya berupa makanan dan radiasi. Obat-obatan tertentu yang diminum secara terus-menerus juga berpotensi menyebabkan kanker. Faktor-faktor lainnya:

  • Pola hidup yang kurang sehat ( life style) : Pola hidup yang tidak sehat dapat juga menjadi penyebab kanker secara umum, seperti merokok, makanan kurang serat, makanan berlemak dll.
  • Bahan karsinogenik: bahan karsinogenik secara umum juga menjadi penyebab kanker, seperti minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, bahan kimia yang terhirup, atau tercampur pada makanan.
  • Radiasi: paparan radiasi dalam gelombang tertentu dapat memicu berkembangnya sel kanker

KLASIFIKASI

Berdasarkan jenisnya tumor otak ini terbagi menjadi dua, ada tumor jinak: meningioma, cavernous angioma, astrocytoma grade rendah (1,2), adenoma hipofise, acustic neurinoma, dan tumor ganas glioblastoma.

Berdasarkan tempat tumor berada, tumor di bagi menjadi dua bagian yaitu tumor
ganas atau kanker dan tumor jinak.

Berdasarkan lokasinya dibagi menjadi dua, yaitu tumor supratentorial dan tumor infratentorial. Artinya tumor di atas tentorium atau pada otak besar, dan tumor yang ada di bawah tentorium, yakni otak kecil dan batang otak.

Jenis tumor otak yang paling parah di antaranya adalah glioblatoma (astrocytoma grade 4), dan neuroblastoma. Tapi jika tumor ini terletak di otak besar mungkin gejala yang timbul lambat. Dan jika tumor ini terletak di otak kecil, maka gejalanya akan cepat terlihat.

Pada tumor jenis glioblastoma, tumor otak lebih sering mengenai otak besar, sedangkan acustic neurinoma akan menyerang saraf pendengaran, sehingga letaknya di otak kecil.
Penyakit tumor otak pada prinsipnya dapat disembuhkan. Dengan catatan, dapat melakukan tindakan operasi dengan mengambil semua jaringan tumor, kecuali yang ganas karena meskipun telah diambil total, nanti akan tumbuh lagi.

GEJALA

Ciri-ciri awal kanker otak sangat bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terserang. Penyakit ini bisa muncul tanpa gejala yang bermakna, tapi sering pula ditandai dengan gejala-gejala seperti :

  • sakit kepala disertai mual sampai muntah
  • daya penglihatan berkurang
  • penurunan kesadaran atau perubahan perilaku
  • gangguan berbicara
  • gangguan pendengaran
  • gangguan berjalan / keseimbangan tubuh
  • gangguan saraf
  • anggota gerak melemah atau kejang
  • pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol

Apabila mengalami satu atau lebih gejala di atas, belum tentu terkena kanker otak. Untuk memastikan, harus diperiksa langsung oleh dokter ahli syaraf serta menjalani pemeriksaan lanjutan seperti CT scan, MRI, angiogram, myelogram, spinal tap dan biopsi.

Gejala yang umum dapat berupa sakit kepala dan muntah-muntah yang proyektil. Jika mengenai daerah motorik ada gejala kelemahan anggota gerak sampai kelumpuhan, penurunan penglihatan sampai kebutaan, hilangnya keseimbangan, kesemutan, sampai tidak berasa sama sekali, gangguan penciuman, gangguan bicara kalau terkena di area atau pusat bicara, hingga turunnya kesadaran bila yang terkena batang otaknya.

Gejala Serebral Umum

Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa : mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin ditemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.

Perubahan pada daya intelektual juga bisa terjadi pada pasien kanker otak ini. Perubahan ini tergantung dari letak tumornya sendiri. Jika terdapat di daerah frontal atau bagian depan otak, di mana banyak terdapat fungsi intelektual dan perasaan, maka dapat mengalami gangguan dalam fungsi intelektual termasuk daya ingat.

Nyeri Kepala

Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai adanya tumor otak.

Muntah

Terdapat pada 30% kasus dan umumnya menyertai nyeri kepala. Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.

Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:

- Mengalami status epilepsi : Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40% pada pasien meningioma, dan 25% pada glioblastoma.

DIAGNOSIS

Diagnosis tumor dimulai ketika terjadi gejala umum seperti mual, muntah, sakit kepala, perubahan perilaku atau emosi, dan / perubahan perkembangan indrawi. Jika terdapat gejala kanker otak, maka akan ditelusuri riwayat media lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi otak dan fungsi saraf tulang belakang (uji neurologic).

Untuk melihat di mana letak kanker otak, dapat digunakan magnetis resonansi imaging (MRI) dan computed Tomography (CT) scans. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sebagian jaringan untuk pemeriksaan yang disebut biopsi.

Dari gambaran CT Scan Otak dapat terlihat massa tumor di otak bagian kiri depan, dan bendungan cairan otak yang menekan batang otak (brain stem). Ini menyebabkan organ-organ tidak berfungsi, disebut MODs yaitu Multiple Organ Dysfunctions . Sehingga dapat menyebabkan koma atau tidak sadarkan diri. Hal ini disebabkan karena salah satu fungsi utama batang otak (brain stem) adalah sebagai pusat kesadaran. Apabila pusat kesadaran terganggu maka respons yang muncul adalah penurunan kesadaran atau koma.

TERAPI

Sejauh ini belum ada pengobatan yang pasti untuk penyakit ini, namun seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran dan farmasi berbagai upaya dilakukan semaksimal mungkin untuk mengobati penyakit tersebut.

Terapi obat-obatan telah digunakan dalam pengobatan beberapa jenis kanker. Penggunaan obat kortison dapat mengurangi pembengkakaan yang sering terjadi disekitar kanker otak sehingga dapat membantu meringankan sakit kepala dan gejala lainnya.

Selain itu, juga diatasi dengan operasi, terapi radiasi, radioterapi, maupun kemoterapi atau kombinasinya. Tindakan operasi termasuk yang sering dilakukan, khususnya pada penderita tumor otak. Teknik operasi yang dapat dilakukan yaitu operasi dengan bedah microsurgery atau endoscopic surgery, radiotherapy: sinar X maupun sinar gamma, atau gamma knife, chemotherapy, dan imunotherapy.


Hasil Penelitian

Riset terhadap pengobatan kanker pun terus berlangsung. Ikan hiu yang diketahui morfologinya tidak pernah berubah. Konon, di tubuh ikan ini, sel kanker tidak bisa tumbuh, karena seluruh tulangnya adalah tulang rawan. Peneliti dari Indonesia yang juga Kepala Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, Drh. Dondin Sajuthi Ph.D mengakui esktrak tulang rawan ikan hiu dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru.

Dokter Henry Brem dan dr Allen K Sills dari Johns Hopkins University melaporkan salah satu senyawa yang berasal dari ikan hiu, Squalus, terbukti dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyalurkan makanan ke tumor otak. Dengan menggunakan sel pembuluh darah sistem saraf pusat sapi, kedua peneliti ini meneteskan squalamine. Setelah dua hari, pertumbuhan sel pembuluh darah turun hingga 83%. Selain ikan hiu, tulang rawan sapi juga mampu menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru. Tentang hasilnya, Dr. Greg Harper dari Council for Scientific and Indutrial Research Organization telah membuktikannya.


PENCEGAHAN

Penyakit kanker dapat dicegah dengan cara hidup sehat, serta mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung proxeronin, zat yang sangat baik dalam mengontrol pembelahan sel secara sempurna. Salah satu cara antisipatif yang paling efektif adalah dengan mengonsumsi Tahitian Noni Juice. Jus ini kaya akan kandungan proxeronin dan antioksidan yang terbukti mampu memproteksi radikal bebas serta meningkatkan metabolisme tubuh.

Selain mampu menormalkan fungsi sel dan meregenerasikan sel dengan baik, kandungan bioaktif (damnacanthal dan anthraquinone) pada jus noni juga mampu membunuh sel kanker serta menghentikan penyebarannya.

Menurut Dr Amarullah Siregar PhD kemampuan Tahitian Noni Juice dalam menormalkan fungsi sel yang dapat menekan pertumbuhan kanker pada tubuh, menjadikan jus noni asal Tahiti ini meraih Top 10 Cancer Treatment dan the American Association for Cancer Research.

DAFTAR PUSTAKA

http://kankerotak.org/info/penyebab-kanker-otak.html

http://terapikanker.com/gejala-kanker-tumor-otak-dan-pencegahannya/

http://www.info-sehat.com/content.php?s_…

http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/08/27/151769/kenali-gejala-kanker-otak

http://kankerotak.org/info/gejala-kanker-otak.html

http://kesehatan.07x.net/index.php/braincancercat/56-brain-cancer.html

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=14309

Rabu, 23 Desember 2009

DIABETES MELLITUS


Diabetes Mellitus

DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan. Pada saat melakukan aktivitas fisik kadar gula darah juga bisa menurun karena otot menggunakan glukosa untuk energi. Seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya <>

JENIS

Diabetes mellitus ada tiga bentuk yaitu diabetes mellitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes gestasional.

Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1 atau insulin-dependent diabetes (IDDM, "diabetes yang bergantung pada insulin"), atau diabetes anak-anak, dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l).

Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 atau non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, "diabetes yang tidak bergantung pada insulin") terjadi karena kombinasi dari "kecacatan dalam produksi insulin" dan "resistensi terhadap insulin" atau "berkurangnya sensitifitas terhadap insulin"(adanya defek respon jaringan terhadap insulin) yang melibatkan reseptor insulin di membran sel. Pada tahap awal, hiperglikemia dapat diatasi dengan cara perubahan aktivitas fisik (biasanya peningkatan), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan dan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulinpun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan.

Gestational diabetes mellitus (GDM)

Terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup. GDM terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.

PENYEBAB
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.

Penderita diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin) menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Sebagian besar diabetes mellitus tipe I terjadi sebelum usia 30 tahun.
Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (mungkin berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik.
Pada diabetes tipe I, 90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur.

Pada diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung kepada insulin), pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.
Diabetes tipe II bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun.
Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas, 80-90% penderita mengalami obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung diturunkan.

Penyebab diabetes lainnya adalah:

Kadar kortikosteroid yang tinggi

Kehamilan (diabetes gestasional)

Obat-obatan

Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

GEJALA

- Sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri) karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang.

- Banyak minum akibat terjadinya poliuri (polidipsi).

- Penurunan berat badan

- Banyak makan (polifagi)

- Pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga.

- Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.

- Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum (darah menjadi asam).

- Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun, jarang terjadi ketoasidosis.

- Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.

KOMPLIKASI

- Peningkatan kadar gula darah yang lama bisa merusak pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya.

- Terbentuk zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran, menyebabkan aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.

- Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak di dalam pembuluh darah).

- Yang lebih sering terjadi adalah serangan jantung dan stroke.

- Retinopati diabetikum.

- Gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani dialisa.

- Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera

- Berkurangnya aliran darah ke kulit menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat.

- Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

Komplikasi jangka panjang dari diabetes

Organ/jaringan yg terkena

Yg terjadi

Komplikasi

Pembuluh darah

Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar atau sedang di jantung, otak, tungkai & penis.
Dinding pembuluh darah kecil mengalami kerusakan sehingga pembuluh tidak dapat mentransfer oksigen secara normal & mengalami kebocoran

Sirkulasi yg jelek menyebabkan penyembuhan luka yg jelek & bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke, gangren kaki & tangan, impoten & infeksi

Mata

Terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil retina

Gangguan penglihatan & pada akhirnya bisa terjadi kebutaan

Ginjal

Penebalan pembuluh darah ginjal

Protein bocor ke dalam air kemih

Darah tidak disaring secara normal

Fungsi ginjal yg buruk
Gagal ginjal

Saraf

Kerusakan saraf karena glukosa tidak dimetabolisir secara normal & karena aliran darah berkurang

Kelemahan tungkai yg terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan

Berkurangnya rasa, kesemutan & nyeri di tangan & kaki

Kerusakan saraf menahun

Sistem saraf otonom

Kerusakan pada saraf yg mengendalikan tekanan darah & saluran pencernaan

Tekanan darah yg naik-turun

Kesulitan menelan & perubahan fungsi pencernaan disertai serangan diare

Kulit

Berkurangnya aliran darah ke kulit & hilangnya rasa yg menyebabkan cedera berulang

Luka, infeksi dalam (ulkus diabetikum)

Penyembuhan luka yg jelek

Darah

Gangguan fungsi sel darah putih

Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih & kulit

Jaringan ikat

Gluka tidak dimetabolisir secara normal sehingga jaringan menebal atau berkontraksi

Sindroma terowongan karpal Kontraktur Dupuytren


DIAGNOSA
- Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejala- gejalanya (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi.

- Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil.

PENGOBATAN
Tujuan utama dari pengobatan diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal.
- Pengobatan diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet (tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur)

- Membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya.
- Terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik per-oral.

Obat-obat hipoglikemik per-oral
Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan olah raga gagal menurunkan kadar gula darah secara adekuat. Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian.
Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin.

- Golongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya.

- Metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri.

- Akarbos bekerja dengan cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus.

Terapi sulih insulin
Pada diabetes tipe I, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sehingga harus diberikan insulin pengganti. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di dalam lambung sehingga tidak dapat diberikan per-oral (ditelan). Insulin disuntikkan dibawah kulit ke dalam lapisan lemak, biasanya di lengan, paha atau dinding perut. Digunakan jarum yang sangat kecil agar tidak terasa terlalu nyeri.

Insulin terdapat dalam 3 bentuk dasar, masing-masing memiliki kecepatan dan lama kerja yang berbeda:

  1. Insulin kerja cepat.
    Contohnya adalah insulin reguler, yang bekerja paling cepat dan paling sebentar.
    Insulin ini seringkali mulai menurunkan kadar gula dalam waktu 20 menit, mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 jam dan bekerja selama 6-8 jam.
    Insulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan.
  2. Insulin kerja sedang.
    Contohnya adalah insulin suspensi seng atau suspensi insulin isofan.
    Mulai bekerja dalam waktu 1-3 jam, mencapai puncak maksimun dalam waktu 6-10 jam dan bekerja selama 18-26 jam.
    Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.
  3. Insulin kerja lama.
    Contohnya adalah insulin suspensi seng yang telah dikembangkan.
    Efeknya baru timbul setelah 6 jam dan bekerja selama 28-36 jam.

Mengatasi komplikasi
Hipoglikemia

Insulin maupun obat hipoglikemik per-oral bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah sehingga terjadi hipoglikemia. Hipoglikemia juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa makan.
Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap. Oleh karena itu penderita harus segera makan gula, yaitu dengan makan permen, gula atau tablet glukosa untuk menghadapi serangan hipoglikemia. Atau penderita segera minum segelas susu, air gula atau jus buah, sepotong kue, buah-buahan atau makanan manis lainnya.
Penderita diabetes tipe I harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika mereka tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula.

Ketoasidosis diabetikum

Tanpa pengobatan yang tepat dan cepat, bisa terjadi koma dan kematian.

- Penderita harus dirawat di unit perawatan intensif.

- Diberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, fosfat) untuk menggantikan yang hilang melalui air kemih yang berlebihan.

- Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan dosisnya disesuaikan.
Kadar glukosa, keton dan elektrolit darah diukur setiap beberapa jam, sehingga pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan.

Koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum.
Diberikan cairan dan elektrolit pengganti.

Retinopati diabetik dapat diobati secara langsung dengan pembedahan laser untuk menyumbat kebocoran pembuluh darah mata sehingga bisa mencegah kerusakan retina yang menetap. Terapi laser dini bisa membantu mencegah atau memperlambat hilangnya penglihatan.

Catatan dan referensi

  1. IDF Choose Blue Circle to Represent UN Resolution Campaign United for Diabetes, 17 March, 2006
  2. Tim FK UI, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta: 1999. ISBN 979-95607-0-5
  3. World Health Organization Departement of Noncommunicable Disease Surveillance. (1999). Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus its Complicatin.
  4. http://medicastore.com/diabetes/diabetes_mellitus.php, 24 Desember 2009.
  5. http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=135, 24 Desember 2009.
  6. http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus, 24 Desember 2009.